Terapi dan pengobatan epilepsi pada anak merupakan salah satu cara penyembuhan yang dapat dilakukan untuk anak yang memang menderita epilepsi, karena tentunya penyakit tersebut merupakan salah satu penyakit yang berbahaya jika tidak segera di atasi secara intensif. Dan perlu diketahui juga bahwa tahap pengobatan yang dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit tersebut akan memakan waktu yang relatif lama, maka dari itulah penanganan pada penyakit tersebut harus dilakukan sedini mungkin jika memang anak ingin sembuh. Epilepsi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit ayan tersebut, merupakan salah satu penyakit dimana kondisi sistem syaraf pada otak manusia akan mengalami gangguan karena hadirnya aktifitas sekelompok sel neuron yang sangat berlebihan .
Dan kondisi terebut secara otomatis akan memberikan berbagai macam reaksi yang akan di alami oleh penderitanya sendiri, seperti salah satunya yang umum terjadi adalah kejang-kejang. Penyakit tersebut tentu saja merupakan salah satu penyakit yang berbahaya bagi perkembangan otak anak jika tidak segera di atasi, karena penyakit tersebut akan mempengaruhi memori atau ingatan serta atensi atau perhatian anak.
Terapi dan pengobatan epilepsi pada anak pada awalnya akan dilakukan dengan cara monoterapi, yaitu dimana anak penderita epilepsi tersebut akan diberikan satu jenis OAE atau Obat Anti Epilepsi terlebih dahulu mulai dari dosis yang rendah dan secara bertahap. Setelah itu dosis pun akan dinaikan hingga pada tahap dosis yang cukup atau menimbulkan efek samping, dan jika tahapan dosis yang telah diberikan tersebut tidak menunjukan perubahan sama sekali maka dokter pun akan langsung menambahkan jenis OAE atau Obat Anti Epilepsi yang kedua. Dan di saat terapi OAE yang kedua tersebut mulai berjalan, maka terapi OAE yang pertama pun akan diturunkan kadarnya secara berangsur.
Dan jika terapi OAE tahap kedua tersebut tidak menunjukan hasil yang baik hingga tahap terapi sudah pada tingkat maksimal, maka tidak menutup kemungkinan dokterpun akan menaikan kembati tahap terapinya hingga tahap tiga. Dan selain dengan menggunakan terapi OAE terebut, masih ada terapi dan pengobatan epilepsi pada anak lainnya yaitu dengan menggunakan terapi diet ketagonik. Yaitu sebuah diet yang akan menggunakan pola kandungan lemak yang tinggi namun karbohidrat dan juga protein yang rendah, hal tersebut bermaksud dan bertujuan untuk memicu hadirnya kondisi ketosis.
Dan kondisi terebut secara otomatis akan memberikan berbagai macam reaksi yang akan di alami oleh penderitanya sendiri, seperti salah satunya yang umum terjadi adalah kejang-kejang. Penyakit tersebut tentu saja merupakan salah satu penyakit yang berbahaya bagi perkembangan otak anak jika tidak segera di atasi, karena penyakit tersebut akan mempengaruhi memori atau ingatan serta atensi atau perhatian anak.
Sedangkan untuk penyembuhannya sendiri dapat menggunakan terapi dan pengobatan epilepsi pada anak seperti yang akan coba kami ulas dibawah ini
Terapi dan pengobatan epilepsi pada anak pada awalnya akan dilakukan dengan cara monoterapi, yaitu dimana anak penderita epilepsi tersebut akan diberikan satu jenis OAE atau Obat Anti Epilepsi terlebih dahulu mulai dari dosis yang rendah dan secara bertahap. Setelah itu dosis pun akan dinaikan hingga pada tahap dosis yang cukup atau menimbulkan efek samping, dan jika tahapan dosis yang telah diberikan tersebut tidak menunjukan perubahan sama sekali maka dokter pun akan langsung menambahkan jenis OAE atau Obat Anti Epilepsi yang kedua. Dan di saat terapi OAE yang kedua tersebut mulai berjalan, maka terapi OAE yang pertama pun akan diturunkan kadarnya secara berangsur.
Dan jika terapi OAE tahap kedua tersebut tidak menunjukan hasil yang baik hingga tahap terapi sudah pada tingkat maksimal, maka tidak menutup kemungkinan dokterpun akan menaikan kembati tahap terapinya hingga tahap tiga. Dan selain dengan menggunakan terapi OAE terebut, masih ada terapi dan pengobatan epilepsi pada anak lainnya yaitu dengan menggunakan terapi diet ketagonik. Yaitu sebuah diet yang akan menggunakan pola kandungan lemak yang tinggi namun karbohidrat dan juga protein yang rendah, hal tersebut bermaksud dan bertujuan untuk memicu hadirnya kondisi ketosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar