Marah adalah perasaan kesal pada sesuatu yang diluapkan secara fisik maupun psikologis. Secara fisik, marah ditandai dengan perubahan ekspresi, bahasa tubuh, suara lebih tinggi, mata melotot, denyut jantung dan tekanan darah meningkat serta tanda lainnya. Sedangkan secara psikologis, marah berpengaruh terhadap ketenangan, kegelisahan, ketergesa-gesaan dan pengambilan keputusan yang kurang baik.
Marah bukanlah kebiasaan yang baik. Marah tidak hanya beresiko pada obyek yang dimarahi namun juga bagi subyek yang memarahi. Pada obyek yang dimarahi, marah tentu akan beresiko pada hubungan baik keduanya dan sekitar. Sedangkan, bagi subyek yang memarahi, marah beresiko bagi kesehatannya.
Saat marah, jantung memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darah meningkat. Hal ini merupakan beban tambahan bagi jantung. Tak heran jika orang yang marah, nafasnya terengah-engah dan cepat sekali lelah. Jantung yang berdetak lebih cepat dapat mengakibatkan sindrom panas yang berlebihan. Akibatnya, tubuh menjadi tak nyaman, gelisah, stres dan hal buruk lainnya.
Apabila luapan perasaan tersebut dipendam di dalam hati, maka organ hati yang akan bekerja lebih berat. Perasaan akan menjadi tak tenang, bad mood, susah tidur, pikiran negatif, dan lain sebagainya. Semakin sering marah, maka berpotensi untuk menderita penyakit seperti hipertensi dan jantung serta penyakit sejenisnya.
Oleh karena itu, mengelola hati dan pikiran untuk tidak terpancing marah harus selalu diutamakan. Marah tidak ada manfaatnya selain menghancurkan hubungan baik dan memicu penyakit. Jika Anda masih sering marah, mulailah untuk mengontrol emosi dengan mengalihkannya pada hal-hal positif. Selalu mengingat kebaikan orang lain akan membuat kita lebih mawas diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar